Monday, November 29, 2010

Tafsir Tarbawi


-->
TAFSIR TARBAWI
OLEH : TU’NAS FUAIDAH

1. Al-Alaq: 1-5
اقرء بسم ربك الذى خلق (1) خلق الانسان من علق (2) اقرء وربك الاكرم (3) الذى علم بالقلم (4) علم الانسان مالم يعلم (5)

Terjemah

    1. Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan.
    2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
    3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling Pemurah.
    4. Yang mengajar manusia dengan perantara qalam.
    5. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Tafsir

Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Tuhan yang mencipta dan mengadakan alam ini adalah kuasa menjadikan kamu pandai membaca, walaupun kamu tidak belajar lebih dahulu.
Kemudian Allah menjelaskan cara mencipta manusia dalam firmanNya :
Dia telah mencipta manusia dari segumpal darah.
Dzat yang kuasa menciptakan segumpal darah menjadi manusia hidup dan berpikir yang dapat menguasai seluruh makhluk bumi adalah kuasa pula menjadikan Nabi Muhammad saw bisa membaca sekalipun tidak pernah belajar membaca dan menulis.
Bacalah!
Perintah membaca ini diulang-ulang, karena membaca hanya dapat dicapai oleh seseorang dengan mengulang-ulang dan dibiasakan.
Dan Tuhanmulah paling pemurah. Yang mengajarkan kepada manusia dengan perantara qalam
Tuhan yang Maha pemurah itu juga yang menjadikan qalam sebagai sarana untuk memberikan saling pengertian diantara manusia meski berjauhan, sebagaimana memahamkan mereka dengan perantara lisan.
Qalam adalah benda tak berjiwa dan tidak mempunyai kekuatan untuk memberikan pengertian. Oleh karena itu apakah ada kesulitan bagi tuhan yang membuat benda mati menjadi alat untuk memberi pengertian dan penjelasan dan menjadikan kamu orang yang bisa membaca.
Yang mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Oleh karena itu tidak mengherankan sekiranya Tuhan mengajarkan kepadamu membaca dan ilmu-ilmu yang banyak diluar membaca. Ayat ini menunjukkan adanya keutamaan membaca, menulis dan ilmu pengetahuan.

2.      Al-Ghasiyah: 17-21
افلا ينظرون الى الابل كيف خلقت (17) والى السماء كيف رفعت (18) والى الجبال كيف نصبت (19) والى الارض كيف سطحت  (20) فذكر انما انت مذكر (21)
Terjemah
a.  Mengapa mereka tidak memperhatikan unta bagaimana ia diciptakan?
b. Langit bagaimana ia ditinggikan
c. Gunung-gunung bagaimana dia ditegakkan
d. Dan bumi bagaiman dia dihamparkan
e. Maka berilah peringatan ! Karena sungguh kamu hanyalah orang yang memberi peringatan.
Asbabun Nuzul
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa ketika Allah melukiskan ciri-ciri surga, kami-kami yang sesat merasa heran. Maka Allah menurunkan ayat ini sebagai perintah untuk memikirkan keluhuran dan keajaiban ciptaan Allah.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Qatadah).
Munasabah
Sesudah Allah swt menerangkan tentang kedatangan hari qiyamat, bahwa manusia pada hari itu terbagi kepada dua golongan, yakni golongan manusia yang celaka dan yang bahagia. Lalu ditegaskan dengan mengemukakan argumentasi untuk melumpuhkan orang-orang yang mengingkarinya, dengan diarahkan pandangan mereka untuk mengamati jejak kekuasanNya seperti langit yang menaunginya, bumi yang menyangganya, serta unta yang dimanfaatkan untuk apa saja.
Tafsir
Sekiranya orang-orang yang ingkar dan menentang itu memikirkan apa yang dilihatnya pada alam ini, niscaya mereka sadar, bahwa seluruh benda dialam ini, tiada penciptanya, kecuali Allah. Dan alam ini tiada akan terjaga dengan baik kecuali oleh Dzat Maha Pemelihara, yang kuasa. Dan niscaya pula mereka akan menyadari bahwa zat yang kuasa mencipta makhluk, berkuasa juga membangkitkan orang-orang pada hari pembalasan dan mengadakan kehidupan akhirat tanpa diketahui mereka cara mengadakanya. Oleh karena itu adalah tidak layak jika ketidak tahuan  mereka tentang cara-cara pengadaan hari qiyamat itu menjadi alasan untuk mengingkarinya.
Allah hanya menghususkan penyebutan kepada benda-benda tersebut, karena orang yang melihat itu hanya memikirkan benda-benda yang dekat kepadanya. Oleh karena itu Allah memerintahkan untuk merenungkan benda-benda tersebut.



3.      Ar-rahman: 33-34
يامعشر الجن والانس ان استطعتم ان تنفذوا من اقطار السماوات والارض فانفذوا ج لاتنفذون الابسلطان (33) فباي ءالاء ربكما تكذبان (34)
Terjemah
a.      Hai jama’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (meli
b.      ntasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.
c.       Maka ni’mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan ?.
Tafsir
            Pada ayat ini Allah swt. menyebutkan bahwa tidak ada tempat berlari dari pembalasan bagi siapapun atas perbuatanya. Wahai golongan jin dan manusia, jika kamu mampu keluar dari penjuru-penjuru langit dan bumi buat menghindari hukuman Allah dan melarikan diri dari adzab-Nya, maka lakukanlah.
Maksudnya, bahwa kita takkan mampu melakukan itu. Karena, Dia meliputi kamu sehingga kamu takkan kuasa melepaskan diri dari pada-Nya. Kemudian Allah menerangkan sebab ketidak mungkinan orang melarikan diri, karena sesungguhnya melarikan diri hanyalah bisa dilakukan dengan kekuatan dan kekuasaan. Namun, dari mana kita memperoleh kekuasaan dan kekuatan itu. Dan dari siapakah kamu mendapatkannya, padahal kamu diwaktu itu tidak mempunyai daya dan kekuatan.
4.      At-Taubah: 122
وماكان المؤمنون لينفروا كافة قلي فلولا نفر من كل فرقة منهم طائفة ليتفقهوا في الدين ولينذروا قومهم اذارجعوا اليهم لعلهم يحذرون (122)
Terjemah
Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mukmin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.
Tafsir
            Anjuran yang demikian gencar, pahala yang demikian besar bagi yang berjihad serta ancaman yang sebelumnya ditujukan kepada yang enggan, menjadikan kaum beriman berduyun-duyun dan dengan penuh semangat maju kemedan juang. Ini tidak pada tempatnya, karena ada arena perjuangan lain yang harus dipikul.
            Terbaca diatas bahwa yang dimaksud dengan orang yang memperdalam pengetahuan demikian juga yang memberi peringatan adalah mereka yang tinggal bersama Rasul saw. dan tidak mendapat tugas sebagai anggota pasukan yang keluar melaksanakan tugas yang dibebankan Rasul saw.
            Ayat ini menuntun kaum muslimin untuk untuk membagi tugas dengan menegaskan bahwa tidak sepatutnya bagi orang-orang mukmin yang selama ini dianjurkan agar bergegas menuju medan perang pergi semua kemedan perang sehingga tidak tersisa lagi yang melaksanakan tugas-tugas yang lain. Jika tidak ada panggilan yang bersifat mobilisasi umum maka mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan beberapa dari golongan itu untuk bersungguh-sungguh memperdalam pengetahuan tentang agama sehingga mereka dapat memperoleh manfaat ntuk diri mereka dan untuk orang lain dan juga untuk memberi peringatan kepada kaum mereka yang menjadi pesukan yang ditugaskan Rasul saw. itu apabila nanti setelah selesainya tugas.
            Ayat ini menggaris bawahi terlebih dahulu motivasi bertafaqquh memperdalam pengetahuan bagi mereka yang dianjurkan keluar, sedang motivasi utama mereka yang berperang bukanlah tafaqquh. Memang harus diakui, bahwa yang bermaksud memperdalam pengetahuan agama harus memahami arena, serta harus memperhatikan kenyataan yang ada, tetapi itu tidak berarti tidak dapat dilakukan oleh mereka yang tidak terlibat dalam perang. Bahkan tidak keliru jika dikatakan bahwa yang tidak terlibat dalam perang itulah yang lebih mampu menarik pelajaran, mengembangkan ilmu dari pada mereka yang terlibat langsung dalam perang.

5.      Al-Fathir: 27-28
الم تر ان الله انزل من السماء ماء فاخرجنا به ثمرات مختلفا الوانها ومن الجبال جدد بيض وحمر مختلف الوانها وغرابيب سود (27)
ومن الناس والدواب والانعام مختلف الوانه كذالك انما يخشى الله من عباده العلماء ان الله عزيز غفور (28)
Terjemah
a.      Tidakkah engkau melihat bahwa Allah menurunkan dari langit air lalu Kami mengeluarkan dengannya buah-buahan yang beraneka macam warnanya. Dan diantara gunung-gunung ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang pekat hitam.
b.      Dan diantara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak, bermacam-macam warnanya seperti itu (pula). Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama’. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
Tafsir
Ayat ini melanjutkan uraian tentang bukti-bukti kuasa Allah swt. Ayat ini menggaris bawahi juga kesatuan sumber materi namun menghasilkan aneka perbedaan. Sperma yang menjadi bahan penciptaan dan cikal bakal kejadian manusia dan binatang, pada hakikatnya nampak tidak berbeda dalam kenyataannya satu dengan yang lain. Disinilah letak salah satu rahasia dan misteri gen dan plasma.
Ayat ini pun mengisyaratkan bahwa factor genetislah yang menjadikan tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia tetap memiliki ciri khasnya dan tidak berubah hanya disebabkan oleh habitat dan makanannya.
Oleh karena itu dalam ayat ini ada dua hal yang perlu digaris bawahi. Pertama, yaitu penekanannya pada keanekaragaman serta perbedaan yang terhampar dibumi. Ini mengandung arti bahwa keanekaragaman dalam kehidupan merupakan keniscayaan yang dikehendaki Allah. Trermasuk dalam hal ini perbedaan pendapat dalam bidang ilmiah, bahkan keanekaragaman tanggapan manusia menyangkut kebenaran kitab-kitab suci, penafsiran kandungannya, serta bentuk pengamalannya.
Kedua, mereka yang memiliki pengetahuan tentang fenomena alam dan social, dinamai oleh al-Qur’an ulama’. Diatas terbaca bahwa ayat ini  berbicara tentang fenomena alam dan social. Ini berarti bahwa para ilmuwan social dan alam, dituntun agar mewarnai ilmu mereka dengan nilai spiritual dan agar dalam penerapannya selalu mengindahkan nilai-nilai tersebut.

6.      Al-Mujadilah: 11
ياايها الذين امنوا اذا قيل لكم تفسحوا في المجالس فافسحوا يفسح الله لكم واذا قيل انسزوا فانسزوا يرفع الله الذين امنوا منكم والذين اوتوا العلم درجات ط والله بما تعملون خبير (11)
Tafsir Mufrodat
Tafassahu: lapangkanlah, dan hendaklah sebagian kamu melapangkan kepada sebagian yang lain.
Yafsahi ‘l-Lahu lakum: Allah melapangkan rahmat dan rizqi-Nya untukmu
Unsyuzu: Bangkitlah untuk memberi kelapangan kepada orang-orang yang datang.
Yarfa’I ‘l-Lahu ‘l-ladzina amanu: Allah meninggikan kedudukan mereka pada hari kiamat.
Wa ‘l-ladzina utu ‘l-ilma darajat: Dan Allah meninggikan orang-orang yang berilmu diantara mereka, khususnya derajat-derajat dalam dan kemuliaan dan ketinggian kedudukan.

Terjemah
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu, “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberimu kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
            Asbabun Nuzul
            Dalam suatu ayat dikemukakan bahwa apabila ada orang yang baru datang kemajlis Rasulullah, para sahabat tidak mau memberikan tempat duduk disisi Rasulullah.maka turunlah ayat ini, sebagai perintah untuk memberikan tempat duduk kepada orang yang baru datang.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Qatadah)
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa ayat ini turun pada hari jum’at, disaat pahlawan pahlawan badr datang ketempat pertemuan yang penuh sesak. Orang-orang tidak memberi tempat kepada yang baru datang itu, sehingga terpaksa mereka berdiri. Rasulullah menyuruh kepada pribumi dan tamu-tamu itu disuruh duduk ditempat mereka, orang-orang yang disuruh pindah tempat itu merasa tersinggung perasaannya.
Ayat ini turun sebagai perintah kepada kaum mu’minin untuk mentaati perintah Rasulullah dan memberikan kesempatan duduk kepada sesama muslim.
Munasabah
Sesudah Allah melarang para hamba dari berbisik-bisik mengenai dosa dan pelanggaran yang menyebabkan permusuhan; Allah memerintahkan kepada mereka sebab kecintaan dan kerukunan diantara orang-orang mu’min. dan diantara sebab-sebab kecintaan dan kerukunan itu adalah melapangkan tempat didalam majlis ketika ada orang yang datang, dan bubar apabila dimintai dari kalian untuk bubar.
Apabila kalian melakukan yang demikian itu, maka Allah kan meninggikan tempat-tempat kalian didalam surga-Nya.
Tafsir
Ayat ini mencakup pemberian kelapangan dalam menyampaikan segala macam kebaikan kepada kaum Muslim dan dalam menyenangkannya. Tidak selayaknya orang yang baru datang menyuruh berdiri kepada seseorang, lalu ia duduk ditempat duduknya, dan sesungguhnya apabila diantara kamu orang mu’min memberikan kelapangan bagi saudaranya ketika saudaranya itu datang, atau jika ia disuruh keluar lalu ia keluar, maka hendaklah ia tidak menyangka sama sekali bahwa hal itu mengurangi haknya. Bahwayang demikian merupakan peningkatan dan penambahan bagi kedekatannya disisi Tuhannya. Allah Ta’ala tidak akan menyia-nyiakan yang demikian itu, tetapi Dia akan membalasnya didunia dan di akhirat. Sebab, barang siapa yang tawadhu’ kepada perintah Allah, maka Allah akan mengangkat derajat dan menyiarkan namanya.

7.      Az-Zumar: 9
ام من هو قانت اناء الليل ساجدا وقائما يحذر الاخرة ويرجوا رحمة ربه قل هل يستوى الذين يعلمون و الذين لايعلمون ج انما يتذكر اولوا الالباب (9)
Tafsir Mufrodat:
Al-Qanit: orang-orang yang melakukan ketaatan yang diwajibkan kepadanya
Anna ‘l-lail: saat-saat malam
Yuhdzaru ‘l-Akhirah: takut kepada azab diahirat.
Terjemah
Apakah kamu hai orang-orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang-orang yang beribadat diwaktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada azab ahirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya. Katakanlah: adakah sama orang-orang yang tidak mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang bertawakkallah yang dapat menerima pelajaran.
Asbabun Nuzul
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa yang dimaksud dalam ayat ini ialah utsman bin Affan yang selalu bangun malam sujud kepada Allah. (diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari Ibnu Umar)
Menurut Ibnu Sa’ad al-kalbi dari Abi Shalih yang bersumber dari Ibnu Abbas yang dimaksud dengan ayat ini adalah Ammar bin Yasir.
Menurut riwayat juwaibir yang bersumber dari Ibnu Abbas bahwa yang dimaksud dalam ayat ini ialah Ibnu Mas’ud, Ammar bin Yasir dan Salim Maula Abi Hudzaifah.
Menurut riwayat juwaibir yang bersumber dari ikrimah yang dimaksud dalam ayat ini adalah ammar bin Yasir.
Munasabah
Setelah Allah swt. menerangkan sifat-sifat orang musyrik yang sesat dan menyebutkan celaan terhadap mereka serta tidak tetapnya mereka dalam beribadah; karena mereka kembali kepada Allah pada saat mengalami kesusahan dan kembali kepada patung-patung ketika mengalami kesenangan, maka dilanjutkan dengan menyebutkan hal ikhwal orang-orang mukmin yang tekun melakukan ketaatan, yaitu yang hanya bersandar kepada Tuhan mereka saja dan hanya kembali kepada-Nya saja, serta mengharapkan rahmat-Nya dan takut kepada azab-Nya.
Tafsir
Makna ayat ini menjelaskan tentang adanya dua macam kehidupan. Kehidupan pertama ialah yang gelisah langsung berdoa menyeru Tuhan jika malapetaka datang menimpa dan lupa kepada Allah bila bahaya telah terhindar. Dan kehidupan yang satunya lagi, yaitu kehidupan mu’min yang selalu tidak lepas ingatannya dari Tuhan  baik ketika berduka atau ketika bersuka orang itu tetap tenang dan tidak kehilangan arah, tetap berdiri tegak mengerjakan sembahyang bahkan qiyamu al-lail
            Nabi disuruh lagi oleh Tuhan menanyakan, pertanyaan untuk menguatkan hujjah kebenaran; “katakanlah! Apakah akan sama orang-orang yang berpengetahuan dengan orang-orang yang tidak berpengetahuan?” Pokok dari semua pengetahuan ialah mengenal Allah. Tidak kenal Allah sama degan bodoh. Karena kalaupun ada pengetahuan, padahal Allah yang bersifat maha Tahu, samalah dengan bodoh. Sebab dia tidak tahu akan dibawah kemana diarahkannya ilmu pengetahuan yang telah didapatnya itu.
            Sampai kelangitpun pengetahuan, cuma kecerdasan otak. Belumlah mencukupi kalau tidak ada tuntunan jiwa. Iman adalah tuntunan jiwa yang akan jadi pelita bagi pengetahuan.
Albab kita artikan akal budi. Dia adalah kata banyak dari lubb, yang berarti isi atau inti sari, teras. Dia adalah gabungan diantara kecerdasan akal dan kehalusan budi, dia meninggikan derajat manusia.

8.      An-Naml: 40
قال الذي عنده علم من الكتاب انا ءاتيك به قبل ان يرتد اليك طرفك فلما راه مستقرا عنده قال هذا من فضل ربى ليبلونى ءاشكر ام اكفر ومن شكر فانما يشكر لنفسه ومن كفر فان ربي غني كريم (40)
Terjemah
Berkatalah seseorang yang memiliki ilmu dari al-Kitab: “Aku akan datang kepadamu  dengannya sebelum matamu berkedip.” Maka tatkala dia terletak dihadapannya, diapun berkata: “ini termasuk karunia Tuhanku untuk menguji aku apakah aku bersyukur atau kufur. Dan barang siapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri, dan barang siapa yang kufur maka sesungguhnya Tuhanku maha Kaya lagi Maha Mulia.”
            Tafsir
Ayat ini mengisyaratkan dengan sangat jelas bahwa kemampuan yang bersangkutan itu, lahir dari ilmu yang dimilikinya, dan ilmu itu adalah yang bersumber dari al-Kitab, yakni kitab suci yang diturunkan Allah kepada para nabinya.
Disini terlihat penekanan ayat ini tentang peranan ilmu. Perlu dicatat bahwa ketika al-Qur’an atau as-Sunnah memuji seseorang yang memiliki ilmu, maka itu berarti yang bersangkutan telah mengamalkan ilmunya, karena ilmu ada yang hanya menjadi hiasan lidah, maka ia akan menjadi bencana bagi pemiliknya, dan ada pula yang diamalkan, maka itulah yang menjadi cahaya penerang bagi perjalanan panjang menuju kebahagiaan.
Selanjutnya karna kedua tokoh kisah itu, adalah “anak buah” yang ditundukkan kepada Sulaiman, maka ini menunjukkan keutamaan Nabi Sulaiman as. Yang memperoleh anugerah Allah sehingga keduanya dapat beliau gunakan
           
DAFTAR PUSTAKA

Al-maraghi, Ahmad Musthofa, Tafsir al-Maraghi Juz 24, C.V.Toha Putra; Semarang, 1989

Al-maraghi, Ahmad Musthofa, Tafsir al-Maraghi Juz 27, C.V.Toha Putra; Semarang, 1989.

Al-maraghi, Ahmad Musthofa, Tafsir al-Maraghi Juz 30, C.V.Toha Putra; Semarang, 1989.

Departemen Agama R.I; Al-Qur’an dan Terjemahannya,al-Hidayah; Surabaya,1971.

Shaleh, K.H. Qomaruddin, Asbabun Nuzul, C.V.Diponegoro; Bandung, 1990.

Sihab, M. Quraisy, Tafsir al-Misbah  Jilid 5, Lentera Merah; Jakarta, 2002.
.
Sihab, M. Quraisy, Tafsir al-Misbah  Jilid 10, Lentera Merah; Jakarta, 2002.

Prof. Hamka, Tafsir al-Azhar juz 24, Pustaka Panji Mas; Jakarta, 1982.



No comments:

Post a Comment

trimakasih atas kunjungan dan komentar anda!!!