Wajah Telaga
By: Dee
Wajah telaga tidak pernah berdusta. . . .
Ia bergetar saat udara halus menyapu mukanya
Ia beriak saat angin lincah mengajaknya menari
Ia tak menghindar dari undangan alam tempatnya menghampar
Menghadap awan yang menunggu sabar dini hari dating untuk keduanya
bersentuhan
Wajah telaga tidak pernah menyangkal . . . .
Ia membeku saat langit memecah menjadi miliaran Kristal putih
Ia mencair saat matahari kembali diangkasa tanpa serpih
Ia tak bersembunyi dari perubahan dan gejolak hati
Menanti awan yang berubah tak pasti hingga pagi dating dan
keduanya berpulang pada kejujuran
Izinkan wajahku menjadi wajah telaga . . . .
Merona saat disulut cinta
Menangis saat batin kehilangan kata
Memerah saat dihinggapi amarah
Menggurat saat digores waktu
Izinkan wajahku bersua apa adanya. . . .
Bagai telaga yang tak menolak lumut juga lumpur
Namun tetap indah dalam teguh dan ikhlasnya
Menanti engkau yang melayang mencari arti hingga dini hari datang
Lalu kau luruh menjadi embun yang engecupi halus wajahku
Saat engkau menjadi aku dan aku hidup oleh sentuhanmu
Bersua tanpa samara apa-apa
Saat semua cuma cinta
Cinta semua saat
Dan bukan lagi saat demi saat
Ini adalah salah satu prosa yang
terdapat dalam salah satu buku karangan dee.
“Madre” namanya. Banyak yang mengkui bahwa dee atau yang
mempunyai nama asli Dewi Lestari ini, piawai dalam menulis dan menguntai
kata-kata bukan hanya itu ia juga pandai dalam bermusik.
Buku ini berisikan kumpulan
cerpen dan prosa yang isinya unik dan menarik, didalamnya disuguhkan berbagai
tema mengenai: perjuangan sebuah took roti kuno, dialog antara ibid an janinnya,
dilemma antara cinta dan persahabatan serta kisah-kisah bagus lain yang sangat
layak untuk dibaca.
No comments:
Post a Comment
trimakasih atas kunjungan dan komentar anda!!!