Sunday, December 18, 2011

Sejarah Pada Masa Rasulullah SAW

 
SEJARAH PADA MASA RASULULLAH SAW

By: Miftahul Muthoharoh

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Sejarah merupakan suatu rujukan yang sangat penting saat kita akan  membangun masa depan. Sekaitan dengan itu kita bisa tahu apa dan bagaimana perkembangan islam pada masa lampau. Namun, kadang kita sebagai umat islam malas untuk melihat sejarah. Sehingga kita cenderung berjalan tanpa tujuan dan mungkin mengulangi kesalahan yang pernah ada dimasa lalu. Disnilah sejarah berfungsi sebagai cerminan bahwa dimasa silam telah terjadi sebuah kisah yang patut kita pelajari untuk merancang serta merencanakan matang-matang untuk masa depan yang lebih cemerlang tanpa tergoyahkan dengan kekuatan apapun.
Perkembangan Islam pada zaman Nabi Muhammad SAW dan Para Sahabat adalah merupakan Agam Islam pada zaman keemasan, hal itu bisa terlihat bagaimana kemurnian Islam itu sendiri dengan adanya pelaku dan faktor utamanya yaitu Rasulullah SAW. Hal itu tentunya tidak terlepas dari para pejuang yang sangat gigih dalam mempertahankan dan juga dalam menyebarkan islam sebagai agama Tauhid yang diridhoi. Perkembangan islam pada zaman inilah merupakan titik tolak perubahan peradaban kearah yang lebih maju. Maka tidak heran para sejarawan mencatat bahwa islam pada zaman Nabi Muhammad merupakan islam yang luar biasa pengaruhnya. Namun yang terkadang menjadi pertanyaan adalah kenapa pada zaman sekarang ini seolah kita melupakannya. Sekaitan dengan itu perlu kiranya kita melihat kembali dan mengkaji kembali bagaimana sejarah islam yang sebenarnya.

B. RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana biografi  rasulullah saw?
2.      Bagaimana sejarah peradaban isalam pada fase makkah?
3.      Bagaimana sejarah peradaban islam pada fase madinah?

BAB II
PEMBAHASAN

A.   Biografi Nabi Muhammad SAW.
1.  Sebelum Masa Kerasulan
Nabi Muhammad SAW adalah anggota Bani Hasyim suatu kabilah yang kurang berkuasa dalam suku Quraisy, Nabi Muhammad dilahirkan pada tahun gajah – tahun ketika pasukan gajah abrahah menyerang makkah dan menghancurkan ka’bah[1].
Nabi Muhammad lahir dari keluarga miskin, ayahnya bernama Abdullah anak Abdul Muthollib, ibunya bernama aminah binti wahab, Muhammad lahir dalam keadaan yatim karena ayahnya Abdullah, meninggal setelah tiga bulan menikahi aminah, Muhammad demudian diserahkan kepada ibu pengasunya yang bernama Halimah Sa’diyah,dalam asuhannyalah Muhammad dibesarkan sampai usia empat tahun dan pada umur enam tahun dia sudah menjadi yatim piatu, setelah aminah meninggal, abdul muthollib mengambil alih tanggung jawab merawat Muhammad, namun dua tahun kemudian abdul muthollib meninggal dunia karena renta, kemudian tanggung jawab sepenuhnya beralih pada pamannya abu tholib, dia juga sangat disegani dan dihormati orang Quraisy.
Dalam usia muda, Muhammad hidup sebagai seorang pengembala, pada usia ke dua puluh lima Muhammad berangkat ke syiria membawa barang dagangan saudagar wanita kaya yang telah lama menjanda yang bernama khadijah, dalam perdagangan ini Muhammad mendapatkan laba yang besar kemudian khadijah melamarnya, lamaran itu akhirnya diterima dan ahirnya pernikahan berlangsung, ketiaka itu nabi Muhammad berusia dua puluh lima tahun dan khodijah berumur empat puluh tahun.
Muhammad terkenal dengan orang yang bijaksana, peristiwa penting yang memperlihatkan kebijaksanaan Muhammad terjadi pada saat usianya 35 tahun pada saat bangunan ka’bah roboh[2].
2.  Masa Kerasulan
Ketika Muhammad mencapai usia empat puluh tahun, dia lebih suka berkhalwat ( mengasingkan diri ), dengan pergi kesebuah gua di gunung hira, dekat makkah, dan menyerahkan diri untuk merenungkan tentang ketuhanan[3],ahirnya pada tanggal 17 ramadhan tahun 611 M, malaikat jibril muncul dihadapannya, menyampaikan wahyu Allah yang pertama yaitu surat Al – Alaq ayat 1 – 5, dengan turunnya wahyu pertama itu, berarti Muhammad telah dipilih menjadi seorang utusan Allah[4].
Setelah turun wahyu yang pertama, jibril tidak muncul lagi, pada waktu itu nabi Muhammad selalu menanti kedatangan jibril, pada saat penantian itulah akhirnya jibril datang dengan membawa wahyu perintah kepadanya, yaitu surat Al Muddatsir: 1-7 yang berbunyi:

يَااْيُّهَا اْلمُدَثّْرْ(١) قُمْ فَاْانْدِرْ(٢) وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ(٣) وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ(٤) وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ(٥) وَلاَ تَمْنُنْ تَسْتَكْثِرٌ(٦) وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ(٧)

B.   Fase Makkah.
Pada periode makkah ini dapat dibagi menjadi tiga tahapan dakwah :
1.  Tahapan Dakwah Secara Semunyi Sembunyi.
Makkah merupakan agama sentral agama bangsa arab. Disana ada peribadatan terhadap ka’bah dan penyembahan terhadap patung patung dan berhala, cita cita untuk memperbaiki keadaan mereka tentu bertambah sulit dan berat, maka dalam menghadapi kondisi ini maka tindakan yang bijaksana adalah memulai dakwah secara sembunyi sembunyi.
Pada awal mulanya rasulullah SAW menampakkan islam kepada orang yang paling dekat dengan beliau, anggota keluarga, dan sahabat sahabat beliau, dan orang orang yang pertama kali masuk islam dalam sejarah islam disebut As – Sabiqunal Awwalun. Mereka antara lain adalah khodijah, ali bin abi tholib, abu baker as shidiq, zaid bin hariritsah.[5]

2.  Tahapan dakwah secara terang terangan
Setelah tiga tahun berdakwah secara sembunyi sembunyi , sekitar tahun 613 ahirnya nabi berdakwah secara terang terangan, tetapi pada tahun pertama tama dakwah Muhammad SAW masih belum memuaskan, terlepas dari jumlah kelompoknya yang berjumlah kecil, dakwah Muhammad berhadapan dengan oposisi dari segala penjuru, saat itu pemimpin quraisy mulai menghalangi dakwah rasul, mereka melecehkan wahyu yang dibawa oleh nabi Muhammad, hingga mereka menuduh rasulullah ahli nujum, tukang ramal, kemudian datanglah penyiksaan terhadap Muhammad dan pengikutnya, dan sebuah pemboikotan ekonomi yang mempersulit mereka dalam memenuhi kebutuhan makanan dipasar pasar[6].
Menurut Ahmad Syalabi, ada lima factor yang mendorong orang Quraisy menentang seruan islam antara lain: (1) Mereka tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan. (2) Nabi Muhammad menyerukan persamaan hak antara bangsawan dan hamba sahaya. (3) para pemimpin quraisy tidak dapat menerima ajaran tentang kebangkitan kembali dan pembalasan di akhirat. (4) Taklid kepada nenek moyang adalah kebiasaan yang berurat, berakar pada bangsa arab. (5) pemahat dan penjual patung menganggap islam sebagai penghalang rezeki[7].

3.  Tahapan dakwah diluar Makkah
Karena semakin mendesak tekanan disana sini terhadap pengikutnya, pada tahun 619 Rasulullah memerintahkan agar kaumnya hijrah dan mendakwahkan islam diluar wilayah makkah, Rasulullah memerintahkan kaumnya hijrah ke daerah habasyah. Rombongan yang hijrah ke habsyah sebanyak enam belas orang, terdiri dari dua belas orang laki laki dan empat orang wanita, yang dipimpin oleh Ustman bin Affan.
Karena penyiksaan dan penindasan yang dilakukan oleh orang kafir quraisy semakin menjadi jadi, maka nabi memerintahkan umatnya untuk hijrah yang kedua kalinya, saat ini berjumlah delapan puluh tiga orang laki laki dan delapan belas wanita, sementara itu nabi tetap dimakkah mendakwahkan islam dikota makkah.
Banyak kejadian yang terjadi setelah rasulullah menetapkan perintah kepada pengikutnya untuk hijrah ke habasyah, dari keislamannya umar bin khottob, dan hamzah bin abdul muthollib, yang membuat islam semakin kuat, hingga keadaan duka hati rasulullah atas meninggalnya paman nabi abu tholib dan istrinya siti khodijah.

Pada tahun kesepuluh kenabian, Rasulullah pergi ke thaif, beliau pergi dengan berjalan kaki, dengan didampingi pembantunya zaid bin haritsah, beliau mengajak penduduk setiap kabilah untuk memeluk islam namun tak ada satupun yang memenuhinya. Sesampainya di thoif rasulullah menyeru agama Allah kepada pemimpin bani tsaqif, namun semua menolaknya dan mencaci maki beliau sambil melempari batu kearah beliau, namun pembantu nabi Muhammad senantiasa melindungi beliau.[8]
Untuk menghibur nabi yang ditimpa duka, Allah mengisra’ dan memi’rajkankan beliau pada tahun kesepuluh kenabian itu, berita isara’ mi’raj itu menggemparkan makkah, bagi orang kafir, ia dijadikan bahan propaganda untuk mendustakan nabi, sedangkan bagi orang yang beriman ini merupakan ujian keimanan.
Stelah peristiwa isra’ mi’raj, suatu perkembangan besar bagi kemajuan dakwah islam muncul, perkembangan datang dari sejumlah penduduk yatsrib yang berhijrah ke makkah. Mereka yang terdiri dari suku ‘Aus dan Khajraj, pada tahun kesepuluh kenabian, beberapa orang khajraj berkata kepada nabi; “bangsa kami telah lama terlibat dalam permusuhan, yaituantara suku Aus dan Khajraj, mereka benar benar merindukan perdamaian. Kiranya tuhan mempersatukan mereka kembali dengan perantara engkau dan ajaran ajaran yang engkau bawa, oleh karena itu kami akan berdakwah agar mereka mengetahui agama yang kami terima dari engkau ini. Mereka giat mendakwahkan islam di yatsrib. Pada tahun keduabelas kenabian delegasi yastrib terdiri dari sepuluh suku Khajraj dan dua orang suku Aus datang menemui nabi disuatu tempat bernama aqobah, dihadapan nabi mereka kembali mengucapkan ikrar kesetiaan, ikrar mereka ini disebut dengan perjanjian ‘aqobah pertama’, pada musim haji berikutnya jama’ah haji yang datang dari yatsrib berjumlah 73 orang. Atas nama penduduk yatsrib, mereka meminta pada nabi agar berkenan pindah ke yatsrib. Mereka berjanji akan membela nabi dari segala ancaman. Nabi pun menyetujui usul yang mereka ajukan. Perjanjian ini disebut dengan perjanjian ‘aqobah kedua’[9].
Setelah kaum quraisy mengetahui adanya perjanjian antara nabi dan orang orang yatsrib itu, mereka semakin gencar melakukan intimidasi terhadap kaum muslimin. bahkan mereka merencanakan untuk membunuh nabi, ketika sejumlah pemuda bangsawan mengepung rumah nabi maka muncullah naluri untuk menyelamatkan diri beliau, beliau ditemani abubakar pergi untuk bersembunyi di gua Tsur. Dari tempat itu mereka berangkat menuju yatsrib dan sampai disana pada tanggal 2 juli 622 M. sejak itu, sebagai penghormatan kepada nabi nama kota yatsrib diubah menjadi madinatun nabi ( kota nabi ) atau sering pula disebut madinatul munawaroh ( kota yang bercahaya ), karena dari sanalah sinar islam memancar keseluruh dunia.
Sebab sebab utama yang membuat nabi berhijrah antara lain sebagai berikut :
1.  pertama, perbedaan iklim dikedua kota itu mempercepat dilakukannya hijrah, iklim madinah yang lembut dan watak rakyatnya yang tenang sangat mendorong penyebaran dan pengembangan agama islam di madinah.
2.  Nabi nabi pada umumnya tidak dihormati di negeri negeri mereka, nabi Muhammad juga tidak diterima oleh kaumnya sendiri, akan tetapi dia diakui sebagai nabi Allah oleh orang orang madinah, dan dia sungguh sungguh diminta untuk datang dikota madinah, dan dia sungguh sungguh diminta untuk datang di kota mereka.
3.  golongan pendeta dan kaum ningrat quraisy makkah secara bernafsu menentang agama baru itu, mereka menganggap agama bari itu sangat bertentangan dengan kepentingan mereka, akan tetapi di madinah tidak ada golongan pendeta ataupun kaum bangsawan apapun, oleh karena itu penyebaran islam di madinah lebih mudah daripada dikota makkah.

C.   Fase Madinah.
Setelah tiba dan diterima penduduk yatsrib ( madinah), nabiresmi menjadi pemimpin penduduk kota itu, bapak baru dalam sejarah islam pun dimulai, pada periode madinah islam merupakan kekuatan politik, ajaran islam yang berkenaan dengan kehidupan politik banyak yang turun di madinah, di kota ini nabi Muhammad mempunyai dua kedudukan yaitu sebgai kepala Negara dan sebgai utusan Allah.
Di kota ini nabi membangung bebeapa hal dalam rangka untuk memperkokoh islam, antara lain:
1.          Rasulullah mebangun masyarakat baru
Langkah pertama yang dilakukan oleh Rasulullah SAW adalah membangun masjid, mesjid itu bukan hanya sebagai tempatsholat semata, tetapi juga sebagai tempat sekolah bagi orang orang muslim untuk menerima pengajaran islam dan bimbingan bimbingannya, dan juga sebagai balai pertemuan dan tempat untuk mempersatukan berbagai unsure kekabilahan dan sisa sisa pengaruh perselisihan semasa jahiliyah, disamping semua itu, mesjid juga sebagai tempat tinggal orang orang muhajirin yang miskin, yang datang kemadinah tanpa memiliki harta, tidak punya kerabat, disamping itu beliau juga membangun beberapa rumah disisi masjid, yang mana dindingnya terbuat dari susunan batu bata, atapnya dari daun korma yang disangga beberapa batang pohon.
Disamping nabi membangun masjid dan rumah rumah, di kota ini nabi meletakkan dasar ukhuwah islamiyah, persaudaraan sesame muslim, nabi mempersaudarakan antara golongan muhajirin, orang orang yang hijrah dari makkah ke madinah dan anshar, penduduk madinah yang sudah memeluk islam, hal ini menyebabkan rasa persaudaraan yang sangat erat dan membuat fanatisme jahiliyah menjadi cair dan tidak ada sesuatu yang dibela kecuali islam[10].
2.          Perjanjian dengan pihak yahudi
Selain hubungan persahabatan dengan pihak pihak lain yang tidak beragama islam, di madinah disamping orang orang arab islam juga terdapat golongan masyarakat yahudi dan orang yahudi yang masih menganut agama nenek moyang mereka. Agar stabilitas masyarakat dapat diwujudkan nabi Muhammad mengadakan ikatan perjanjian dengan mereka, sebuah piagam yang menjamin kebebasan beragama orang orang yahudi sebagai suatu komunitas yang dikeluarkan, setiap anggota masyarakat berkewajiban mempertahankan keamanan negeri itu dari serangan luar. Dalam perjanjian itu jelasdisebutkan bahwa rasulullah menjadi kepala pemerintahan karena sejauh menyangkut peraturan dan tata tertib umum, otoritas muthlak diberikan kepada beliau. Dalam bidang social dia juga meletakkan persamaan antar sesame manusia, perjanjian ini, dalam pandangan ketatanegaraan sekarang, sering disebut dengan konstitusi madinah.
Dengan terbentuknya Negara madinah islam makin bertambah kuat, perkembangan islam pesat itu membuat orang orang makkah dan musuh musuh islam lainnya menjadi risau, dan hal ini akan mendorong orang kafir quraisy berbuat apa saja, untuk mengatasi hal itu nabi membuat siasat dan membentuk pasukan tentara, umat islam diijinkan berperang dengan dua alasan:
(1)   Untuk mempertahankan diri dan melindungi hak miliknya.
(2)   Menjaga keselamatan dalam penyebaran kepercayaan dan mempertahankannya dari orang orang yang menghalanginya.
Dalam sejarah islam perang pertama yang sangat menetukan masa depan Negara islam adalah perang badar, perang antara kaum quraisy dan kaum muslimin, yang terjadi pada tanggal 18 Ramadhan pada tahun ke-2 hijriyah .
Pada tahun ke 6 H, ketika ibadah haji sudah disyariatkan, nabi memimpin sekitar seribu kaum musliminberangkat ke makkah, untuk melaksanakan ibadah umrah, karena itu mereka mengenakan pakaian ihram tanpa membawa senjata. Sebelum tiba di makkah, mereka berkemah di hudaibiyah, beberapa kilometer dari makkah. Penduduk makkah tidak mengijinkan mereka masuk kota, akhirnya diadakan perjanjian yang dikenal dengan Perjanjian Hudaibiyah
Isi Perjanjian Hudaibiyah antara lain:
1.      Kaum muslimin belum boleh mengunjungi ka’bah tahun ini tetapi ditangguhkan sampai tahun depan.
2.      lama kunjungan dibatasi sampai tiga hari.
3.      Kaum muslimin wajib mengembalikan orang orang makkah yangmelarikan diri ke madinah, sedang sebaliknya, pihak quraisy tidak harus menolak orang orang madinah yang kembali ke makkah.
4.      Selama sepuluh tahundiberlakukan gencatan senjata antara masyarakat madinah dan makkah
5.      Setiap kabilah yang ingin masuk kedalam persekutuan kaum quraisy atau kaum muslimin bebas melakukan tanpa mendapatkan rintangan.
Selama dua tahun perjanjian hudaibiyah berlangsung dakwah islam sudah menjangkau jazirah arab dan mendapat tanggapan positif, hampir seluruh jazirah arab telah menghabungkan diri dalam islam.
Dalam kesempatan menunaikan ibadah haji yang terahir haji wada’ tahun 10 H (631 M), nabi menyampaikan khotbahnya yang sangat bersejarah, isi khotbah itu antara lain melarang menumpahkan darah kecuali dengan haq dan larangan mengambil harta orang lain dengan bathil, perintah memperlakukan istri dengan baik, dan perintah menjahui dosa, hamba sahaya diperlakukan dengan baik, umat islam harus selalu berpegang kepada dua sumber yaitu Al-Qu’an  dan Al – Hadits, isi khotbah ini merupakan prinsip yang mendasari gerakan islam, selanjutnya prinsip prinsip itu bila disimpulkan adalah kemanusiaan, persamaan, keadilan, social, keadilan ekonomi, kebajikan, dan solidaritas.[11]
Setelah itu nabi kembali ke madinah, beliau mengatur organisasi masyarakat kabilah yang telah memeluk agama islam. Petugas keagamaan dan para dai dikirim ke berbagai daerah dan kabilah untuk mengajarkan ajaran ajaran islam, mengatur peradilan, dan memungut zakat. Dua bulan kemudian nabi menderita sakit demam, tenaganya dengan cepat berkurang, dan pada hari senin tanggal 12 rabi;ul awwal 11 H / 8 juni 632 M, nabi Muhammad Saw wafat dirumah istrinya aisyah

BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Dari beberapa pembahasan mengenai Perkembangan Islam Pada Masa Nabi Muhammad SAW dan Khulafaur Rasyidin diatas maka dapat diambil beberapa kesimpulandiantaranya:
1. Nabi Muhammad dilahirkan pada hari senin tanggal 12 Rabiul awal, tahun gajah, kira-kira 571 masehi.
2..Dakwah pertama beliau adalah pada keluarga dan sahabat-sahabatnya. Orang pertama yang beriman kepada-Nya ialah Siti Khodijah (isteri Nabi), disusul Ali bin Abi Thalib (putra paman Nabi) dan Zaid bin Haritsah (budak Nabi yang dijadikan anak angkat). Setelah itu beliau menyeru Abu Bakar (sahabat karib Nabi). Kemudian dengan perantaraan Abu Bakar banyak orang-orang yang masuk Islam.
3.Pada tahun ke 12 kenabiannya, datanglah orang-orang Yastrid di musim haji ke Mekah dan menemui nabi di Bai’atul Akabah. Di tempat ini mereka mengadakan bai’at (perjanjian) yang isinya bahwa mereka setia pada nabi, tidak menyekutukan Allah, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak kecil, tidak memfitnah, dan ikut menyebarkan islam. Perjanjian ini dikenal dengan Bai’atul Akabah Ula (Perjanjian Akabah Pertama) karena dilaksanakan di bukit akabah

B. SARAN
                  Adapun saran yang bisa penulis berikan :
1.Kepada semua pembaca bila mendapat kekeliruan dalam makalah ini harap bisa meluruskannya.
2.Untuk supaya bisa membaca kembali literatur-literatur yang berkenaan dengan pembahasan ini sehingga diharapkan akan bisa lebih menyempurnakan kembali pembahasan materi dalam makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA

Nasir Mahmudun, Islam Konsepsi Dan Sejarahnya, ( Bandung : CV Rosda, 1988)
Yatim Badri, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II , ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008)
Lapidus Ira M, Sejarah Sosial Umat Islam, ( Jakrta : PT Raja Grafindo Persada)
Rudi arlan Al-farisi, sejarah masa nabi, http//spistai.blogspot.com/2009/03/.html





[1] Syed Mahmudun Nasir, Islam Konsepsi Dan Sejarahnya, ( Bandung : CV Rosda, 1988 ), hal. 103.
[2] Dr. Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II , ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), hal. 18.
[3] Ibid, Islam Konsepsi Dan Sejarahnya, hal. 106.
[4] Ibid, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah, hal. 18.
[5] Rudi arlan Al-farisi, sejarah masa nabi, http//spistai.blogspot.com/2009/03/.html
[6] Ira M Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, ( Jakrta : PT Raja Grafindo Persada), Hal. 35.
[7] Ibid, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah, Hal 21.
[8] Rudi arlan Al-farisi, sejarah masa nabi, http//spistai.blogspot.com/2009/03/.html
[9] Ibid, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah, Hal 24.
[10] Rudi arlan Al-farisi, sejarah masa nabi, http//spistai.blogspot.com/2009/03/.html

[11] Ibid, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah, Hal. 31-33

2 comments:

Post a Comment

trimakasih atas kunjungan dan komentar anda!!!